![]() |
Kofer Bahan Ajar |
K
a t a
P e n g a n t a r
Puji syukur kepada Tuhan yang maha
esa Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga Buku Ajar Mata
kuliah Manajemen Puskesmas & Rumah Sakit dapat terselesaikan. Penyusunan
buku ajar ini sekiranya dapat membantu Mahasiswa dan seluruh pembaca dalam
proses pembelajaran dan memberikan manfaat sehingga diharapkan dapat
meningkatkan pemahaman siswa terhadap seluruh materi buku ajar ini.
Ucapan
terima kasih yang sedalam-dalamnya penulis sampaikan kepada seluruh pihak yang
terlibat dalam penyelesaian buku ajar
ini
selanjutnya out line buku ajar ini tentunya
masih jauh dari kesempurnaan, sehingga saran serta kritikan sangat diharapkan demi
perbaikan dimasa yang akan datang.
Makassar, 09 Desember 2016
Lusyana
Aripa, SKM., M.Kes
D A F TA R I SI
KATA
PENGANTAR ii
DAFTAR
ISI iii
BAB I. Manajemen Pelayanan Puskesmas
1.
Pendahuluan
A.
Standart Kompetensi 1
B.
Kompetensi Dasar 1
C.
Indikator 1
D.
Deskripsi Mata Kuliah 1
II. Penyajian
-
Manajemen pelyanan Puskesmas 3
|
-
Pengertian/batasan Puskesmas 4
-
Tujuan Puskesmas 4
-
Kedudukan Puskesmas 5
-
Fungsi Puskesmas 5
-
Prorgram dan kegiatan pokok
Puskesmas 6
-
Siklus Manajemen Puskesmas (Plan-Do-Check-Action/P-D-C-A) 16
|
III.
Penutup
-
Tugas
19
BAB II. Penerapan
Fungsi Manajemen (POACE) Pada Tahap Planning
di Puskesmas
1. Pendahuluan
A. Standart Kompetensi 20
B. Kompetensi Dasar 20
A.
Indikator 20
B.
Deskripsi Mata Kuliah 20
II.
Penyajian
-
Batasan perencanaan Puskesmas 21
|
-
Ruang lingkup Puskesmas 21
-
Mekanisme perencanaan tingkat
Puskesmas 22
|
III.
Penutup
-
Tugas 31
IV. Lampiran
-
Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
-
Matrik Analisa Situasi
-
Matrik Perencanaan Kegiatan
BAB III. Penerapan Fungsi Manajemen (POACE) Pada
Tahap Organising di Puskesmas Pendahuluan
I.
Pendahuluan
A. Standart Kompetensi 32
B. Kompetensi Dasar 32
C.
Indikator 32
D. Deskripsi Mata Kuliah 33
II. Penyajian
-
Pengorganisasian
di Puskesmas 34
-
Defenisi
pengorganisasian di Puskesmas 35
-
Fungsi
pengorganisasian Puskesmas 36
-
Pengorganisasian
Puskesmas 36
-
Pola
struktur di Puskesmas 40
-
Pelayanan
di Puskesmas 41
-
Contoh
Struktur Organisasi Puskesmas 43
III.
Penutup
-
Tugas 44
BAB
IV. Penerapan
Fungsi Manajemen (POACE) Pada Tahap Actuating di Puskesmas
I.
Pendahuluan
A. Standart Kompetensi 45
B. Kompetensi Dasar 45
D.
Indikator 45
D. Deskripsi Mata Kuliah 45
II. Penyajian
-
Konsep
actuating 47
-
Pengertian
actuating 48
-
Tujuan
actuating 48
-
Fungsi
actuating 49
-
Factor
yang diperlukan dalam actuating 50
-
Fungsi
actuating di Puskesmas 50
III. Penutup
-
Tugas
52
BAB
V. Penerapan
Fungsi Manajemen (POACE) Pada Tahap
Controlling di
Puskesmas
I.
Pendahuluan
A. Standart Kompetensi 53
B. Kompetensi Dasar 53
E.
Indikator 53
D. Deskripsi Mata Kuliah 54
II. Penyajian
-
Pengawasan (controlling) 55
-
Batasan
Pengawasan
(controlling) 56
-
Jenis
Pengawasan
(controlling) 57
-
Aspek
kegiatan Pengawasan (controlling) 57
-
Tujuan
Pengawasan
(controlling) 58
III.
Penutup
-
Tugas
60
BAB
V. Penerapan
Fungsi Manajemen (POACE) Pada Tahap EVALUASI
di Puskesmas
I.
Pendahuluan
A. Standart Kompetensi 61
B. Kompetensi Dasar 61
C.
Indikator 61
D. Deskripsi Mata Kuliah 62
II. Penyajian
-
Batasan evaluasi 63
|
-
Tujuan penilaian /evaluasi
kinerja 64
|
-
Ruang Lingkup penilaian
/evaluasi 64
-
Standart keberhasilan program
Puskesmas 65
-
Indikator keberhasilan Puskesmas
66
|
III.
Penutup
Tugas 70
|
Daftar
Pustaka 71
BAB VII. Manajemen Pelayanan Rumah Sakit
I.
Pendahuluan
A. Standart Kompetensi 73
B. Kompetensi Dasar 73
D.
Indikator 73
D. Deskripsi Mata Kuliah 73
II. Penyajian
-
Batasan Rumah sakit 75
|
-
Konsep pelayanan paripurna 77
-
Jenis pelayanan di Rumah sakit
78
-
Klasifikasi RS 79
-
Fungsi Rumah Sakit 80
-
Tujuan pengaturan penyelenggaran RS
80
-
Pelayanan Kes di RS 81
-
Kendala Pelayanan di RS 84
|
III.
Penutup
-
Soa1 85
BAB
VIII. Penerapan
Fungsi Manajemen Pada Tahap Planning di Rumah Sakit
I.
Pendahuluan
A. Standart Kompetensi 86
B. Kompetensi Dasar 86
A.
Indikator 86
D. Deskripsi Mata Kuliah 87
II. Penyajian
-
Batasan Perencanaan Rumah Sakit 88
-
Fungsi
perencanaan RS 89
-
Manfaat perencanaan
RS 90
-
Keuntungan
pelaksanaan perencanaan RS 90
-
Hambatan
RS 91
-
langkah-langkah
perencanaan RS 91
-
Strategi
planning RS 97
III.
Penutup
-
Tugas
108
Lampiran
-
Contoh Analisis SWOT di RS 110
-
RENSTRA (Rencana Kerja)
BAB IX. Pengorganisasian Rumah Sakit
I.
Pendahuluan
A. Standart Kompetensi 1 118
B. Kompetensi Dasar 118
C.
Indikator 118
D. Deskripsi
Mata Kuliah 119
II. Penyajian
-
Pengorganisasian Rumah sakit 120
|
-
Susunan organisasi Rumah sakit
di Indonesia 121
-
Tujuan pengaturan organisasi di Rumah sakit
121
-
Susunan organisasi di RS 121
-
Rincian tugas dari masing-masing bagian organisasi Rumah Sakit 122
-
Contoh Struktur 127
|
III. Penutup
-
Tugas129
I.
Pendahuluan
A. Standart
Kompetensi 130
B. Kompetensi
Dasar 130
C. Indikator 130
D. Deskripsi Mata Kuliah 130
II. Penyajian
-
Batasan actuating 132
|
-
Beberapa pengertian actuating 132
-
Tujuan actuating 133
-
Fungsi actuating 134
-
Factor yang dibutuhkan dalam actuating 135
-
Prinsip actuating 137
-
Fungsi actuating di Rumah Sakit
138
|
III.
Penutup
-
Tugas
142
BAB
XI. Controlling di Rumah Sakit
I.
Pendahuluan
A. Standart
Kompetensi 143
B. Kompetensi
Dasar 143
C. Indikator 143
D. Deskripsi Mata Kuliah 143
II. Penyajian
-
Batasan Controlling/pengawasan
145
|
-
Fungsi Controlling / pengawasan 145
-
Prinsip dasar actuating 146
-
Sistem Pengawasan 146
-
Tehnik Pengawasan 147
-
Komponen pengendalian 147
-
Macam Pengendalian Di Rumah Sakit
147
-
Alur komunikasi dalam pengawasan 153
|
III.
Penutup
Penutup
-
Tugas 150
BAB
XII. Penerapan
Fungsi Manajemen Pada Tahap Evaluasi di Rumah Sakit
I.
Pendahuluan
A. Standart Kompetensi 151
B. Kompetensi
Dasar 151
C. Indikator 151
D. Deskripsi Mata Kuliah 151
II. Penyajian
-
evaluasi kinerja Rumah Sakit 153
-
Batasan
evaluasi RS 155
-
Tujuan
penilaian kinerja RS 156
-
Factor penilaian
dalam prestasi kerja RS 158
-
Metode
balanced Skore dalam pengukuran kinerja RS 161
III.
Penutup
-
Tugas
165
Daftar
Pustaka
Jurnal
Balanced Score
BAB I. Manajemen Pelayanan Puskesmas
1.
Pendahuluan
A.
STANDART
KOMPETENSI:
-
Mampu
menjelaskan secara tepat mengenai pedoman manajemen Puskesmas Dan Rumah Sakit
-
Mampu
mendeskripsikan ruang lingkup Puskesmas Dan Rumah Sakit
-
Mampu
menguraikan kembali proses manajemen di Puskesmas Dan Rumah Sakit
B.
KOMPETENSI DASAR:
-
Mahasiswa memahami Manajemen Puskesmas
C.
INDIKATOR:
-
Memahami mengenai manajemen pelyanan Puskesmas
|
-
Menjelaskan pengertian/batasan Puskesmas
-
Menguraikan tujuan Puskesmas
-
Mendeskripsikan kembali kedudukan
Puskesmas
-
Memahami Fungsi Puskesmas
-
Menyebutkan Prorgram dan kegiatan
pokok Puskesmas
-
Menguraikan tentang Siklus Manajemen
Puskesmas (Plan-Do-Check-Action/P-D-C-A)
|
D.
DESKRIPSI
MATA KULIAH:
|
Mata kuliah ini membahas mengenai pedoman manajemen Puskesmas dan
Rumah Sakit, Batasan dan hal-hal penting yang yang berkaitan dengan
pelaksanaan manajemen Puskesmas dan Rumah Sakit, serta kegiatan yang
harus dilaksanakan mulai dari planning, organizing, actuating, staffing,
controlling dan evaluasi sehingga
mencapai tujuan yang telah direncanakan secara efektif dan efisien.
|
BAB I
Manajemen Pelayanan Puskesmas
Pendahuluan
Sebagaimana kita ketahui, saat ini
terbit Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2016 Tentang Pedoman Manajemen Puskesmas. Dalam
latar belakang Permenkes ini antara lain disebutkan bahwa untuk melaksanakan
upaya kesehatan baik upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama dibutuhkan manajemen Puskesmas yang
dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan agar menghasilkan kinerja
Puskesmas yang efektif dan efisien.
Agar Puskesmas dapat mengelola upaya
kesehatan dengan baik dan berkesinambungan dalam mencapai tujuannya, maka
Puskesmas harus menyusun rencana kegiatan untuk periode 5 (lima) tahun yang
selanjutnya akan dirinci lagi ke dalam rencana tahunan Puskesmas sesuai siklus
perencanaan anggaran daerah.
Dengan adanya perubahan kebijakan
dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, diantaranya Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014, Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan
Keluarga yang berbasis siklus kehidupan, Sustainable Development Goals
(SDG’s), dan dinamika permasalahan kesehatan yang dihadapi masyarakat, maka
pedoman manajemen Puskesmas perlu disesuaikan dengan perubahan yang ada.
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, disebutkan bahwa
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai
tujuan pembangunan kesehatan diwilayah kerjanya dan berfungsi menyelenggarakan
UKM dan UKP tingkat pertama diwilayah kerjanya. Puskesmas dalam Sistem
Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota, merupakan bagian dari dinas kesehatan
kabupaten/kota sebagai UPTD dinas kesehatan kabupaten/kota.
Oleh sebab itu, Puskesmas
melaksanakan tugas dinas kesehatan kabupaten/kota yang dilimpahkan kepadanya,
antara lain kegiatan dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan Kabupaten/kota
dan upaya kesehatan yang secara spesifik dibutuhkan masyarakat setempat (local
specific).
Batasan
- Puskesmas adalah suatu unit pelaksana
fungsional yg berfungsi sbg pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran
serta masyarakat dalam kesehatan, serta pusat pelayanan kesehatan tingkat
pertama yg menyelenggarakan kegiatannya secara menyeluruh, terpadu &
berkesinambungan pada masyarakat yang bertempat tinggal dalam suatu wilayah
tertentu
- Puskesmas adalah unit pelaksana tehnis
(UPT) dari Dinkes Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan.
Tujuan Puskesmas
Yakni Mendukung tercapainya pembangunan
kesehatan Nasional, yaitu meningkatkan kesadaran, kemauan kemampuan untuk hidup
sehat bagi orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas itu, agar
dapat terwujud derajat kesehatan yang merata.
Wilayah
kerja Puskesmas;
-
Kecamatan
-
Kepadatan Penduduk
-
Luas daerah
-
Keadaan Geografik
-
Infrastruktur
-
Sasaran penduduk 30.000 jiwa
Wilayah
yang sulit dijangkau oleh Puskesmas Pusat maka didirikan PusBan atau disebut
Puskesmas Pembantu. Pelayanan bersifat sederhana dan berfasilitas penunjang dan
membantu melaksankan kegiatan PKM yang ruang lingkupnya keci (2-3 desa).
Kedudukan Puskesmas
Kedudukan
Puskesmas sebagai Sistem Kesehatan Nasional yang merupakan sarana pelayanan
kesehatan perorangan dan masyarakat.Sebagai sistem kesehatan Kab/Kota yang
bekerja sebagi unit pelaksana tehnis dinas bertanggung jawab menyelenggarkan
sebagian tugas pembangunan kesehatan Kab/Kota.
Dalam
system pemerintahan daerah sebagai unit pelaksana tehnis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang merupakan unit structural pemerintah daerah Kab/Kota dan
sebagai sarana pelayanan kesehatan strata pertama.
Fungsi Puskesmas
-
Pusat penggerak pembangunan berwawasan
kesehatanPuskesmas
selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembangunan lintas
sektor termasuk masyarakat dan dunia usaha diwilayah kerja
-
Pusat Pemberdayaan Masyarakat
Perorangan,
keluarga dan masyarakat turut berpartisipasi dalam menetapkan, menyelenggarakan
dan memantau pelaksanaan program kesehatan. Pemberdayaan Perorangan, keluarga
dan masyarakat diselenggaraka dengan memperhatikan kondisi dan situasi,
khususnya sosial budya masyarakat setempat.
-
Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
PKM
bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan tingkat pertama secara menyeluruh
dan berkesinambungan, meliputi;
§ Pelayanan Kesehatan Perorangan
Adalah
pelayanan yang bersifat pribadi (private good) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan
kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan
penyakit. Pelayanan ini adalah rawat jalan, dan PKM tertentu ditambah dengan
rawat inap.
§ Pelayanan
Kesehatan Masyarakat
adalah pelayanan
yang bersifat public (public goods) mempunyai tujuan memelihara &
meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan
& pemulihan, seperti; promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan
lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga, KB, kesehatan jiwa
serta program lainnya.
Program Dan Kegiatan Pokok Puskesmas
Kegiatan-kegiatan
pokok puskesmas yang diselenggarakan oleh puskesmas sejak berdirinya semakin
berkembang , mulai dari 7 usaha pokok kesehatan, 12 usaha pokok kesehatan, 13
usaha pokok kesehatan dan sekarang meningkat menjadi 20 usaha pokok kesehatan
yang dapat dilaksanakan oleh puskesmas sesuai dengan kemampuan yang ada dari
tiap-tiap puskesmas baik dari segi tenaga, fasilitas, dan biaya atau anggaran
yang tersedia.
Berdasarkan
buku pedoman kerja puskesmas yang terbaru ada 20 usaha pokok kesehatan yang dapat
dilakukan oleh puskesmas, itu pun sangat tergantung kepada faktor tenaga,
sarana, dan prasarana serta biaya yang tersedia berikut kemampuan manajemen
dari tiap-tiap puskesmas.
Dua puluh
kegiatan pokok puskesmas adalah :
1. Upaya
kesehatan ibu dan anak
a. Pemeliharaan
kesehatan ibu hamil , melahirkan dan menyusui serta bayi anak balita dan anak
prasekolah
b. Memberikan
nasehat tentang makanan guna mencegah gizi buruk
c. Pemberian
nasehat tentang perkembangan anak dan cara stimulasinya.
d. Imunisasi
tetanus toksoid dua kali pada ibu hamil dan BCG, DPT 3 kali, polio 3 kali dan
campak 1 kali pada bayi
e. Penyuluhan
kesehatan dalam mencapai program KIA
f. Pelayanan
keluarga berencana
g. Pengobatan
bagi ibu, bayi anak balita dan anak prasekolah untuk macam-macam penyakit
ringan
h. Kunjungan
rumah untuk mencari ibu dan anak yang memerlukan pemeliharaan , memberikan
penerangan dan pendidikan tentang kesehatan
i. Pengawasan
dan bimbingan kepada taman kanak-kanak dan para dukun bayi
2. Upaya
keluarga berencana
a. Mengadakan
kursus keluarga berencana untuk para ibu dan calon ibu yang dating berkuunjung
di KIA
b. Mengadakan
kursus keluarga berencana kepada dukun yang kemudian akan bekerja sebagai
penggerak calon peserta keluarga berencana
c. Mengadakan
pembimbingan mengenai keluarga berencana
d. Memasang
IUD, cara penggunaan pil , kondom, dan alat kontrasepsi lain
e. Melakukan
pemantauan kepada ibu – ibu yang menggunakan konterasepsi
3. Upaya
peningkatan gizi
a. Mengenali
penderita kekurangan gizi dan melakukan pengobatan
b. Mempelajari
keadaan gizi masyarakat dan mengembangkan program perbaikan gizi
c. Memberikan
pendidikan gizi kepada masyarakat terutama dalam rangka program KIA
d. Melaksanakan
program-program :
·
Program perbaikan gizi keluarga melalui posyandu
·
Memberikan makanan tambahan yang mengandung protein
dan kalori kepada balita dan ibu menyusui
·
Memberikan vitamin A kepada balita umur dibawah 5
tahun
4. Upaya
kesehatan lingkungan
Kegiatan utama kesehatan lingkungan yang dilakukan
staf puskesmas adalah :
a. Penyehatan
air bersih
b. Penyehatan
pembuangan kotoran
c. Penyehatan lingkungan
perumahan
d. Penyehatan
limbah
e. Pengawasan
sanitasi tempat umum
f. Penyehatan
makanan dan minuman
g. Pelaksanaan
peraturan perundang-undangan
5. Upaya
pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
a. Mengumpulkan
dan menganalisa data penyakit
b. Melaporkan
kasus penyakit menular
c. Menyelidiki
di lapangan untuk melihat benar atau tidaknya laporan yang masuk, untuk
menemukan kasus-kasus baru dan untuk mengetahui sumber penularan.
d. Tindakan
permulaan untuk menahan penularan penyakit
e. Menyembuhkan
penderita, hingga ia tidak lagi menjadi sumber infeksi
f. Pemberian
imunisasi
g. Pemberantasan
vektor
h. Pendidikan
kesehatan kepada masyarakat
6.
Upaya pengobatan
A. Melaksanakan diagnose sedini
mungkin melalui:
a)
Mendapatkan riwayat penyakit
b)
Mengadaan pemeriksaan fisik
c)
Mengadaan pemeriksaan labolatorium
d)
Membuat diagnosa
b. Melaksanakan
tindakan pengobatan
c. Melakukan
upaya rujukan bila dipandang perlu, rujukan tersebut dapat berupa:
a)
Rujukan diagnostic
b)
Rujukan pengobatan/rehabilitasi
c)
Rujukan lain
7. Upaya
penyuluhan
a. Penyuluhan
kesehatan masyarakat merupakan bagian yang tak terpisahkan dari tiap program
puskesmas. Kegiatan penyuluhan kesehatan dilakukan pada setiap kesempatan oleh
petugas, apakah di klinik, rumah dan pada kelompok masyarakat.
b. Di
tingkat puskesmas tidak ada penyuluhan tersendiri, tetapi ditingkat kabupaten
diadakan oleh tenaga coordinator penyuluhan kesehatan. Coordinator membantu
para petugas puskesmas dalam mengembangkan teknik dan materi penyuluhan di
Puaskesmas.
8. Upaya
kesehatan sekolah
a. Membina
sarana keteladanan di sekolah, berupa sarana keteladanan gizi berupa kantin dan
sarana keteladanan kebersihan lingkungan.
b. Membina
kebersihan perseorangan peserta didik
c. Mengembangkan
kemampuasn peserta didik untuk berperan secara aktif dalam pelayanan kesehatan
melalui kegiatan dokter kecil
d. Penjaringan
kesehatan peserta didik kelas I
e. Pemeriksaan
kesehatan periodic sekali setahun untuk kelas II sampai IV dan guru berupa pemeriksaan
kesehatan sederhana
f.
Immunisasi peserta didik kelas I sampai VI
g. Pengawasan
terhadap keadaan air
h. Pengobatan
ringan pertolongan pertama
i. Rujukan
medik
j. Penanganan
kasus anemia gizi
k. Pembinaan
teknis dan pengawasan di sekolah
l. Pencatatan
dan pelaporan
9. Upaya
kesehatan olah raga
a. Pemeriksaan
kesehatan berkala
b. Penentuan
takaran latihan
c. Pengobatan
dengan teknik latihan dan rehabilitasi
d. Pengobatan
akibat cidera latihan
e. Pengawasan
selama pemusatan latihan
10. Upaya perawatan kesehatan masyarakat
a. Asuhan
perawatan kepada individu di puskesmas maupun di rumah dengan berbagai tingkat
umur, kondisi kesehatan, tumbuh kembang dan jenis kelamin
b. Asuhan
perawatan yang diarahkan kepada keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat
(keluarga binaan)
c. Pelayanan
perawatan kepada kelompok khusus diantaranya : ibu hamil, anak balita, usia
lanjut dan sebagainya
d. Pelayanan
keperawatan pada tingkat masyarakat
11.
Upaya peningkatan kesehatan kerja
a. Identifikasi
masalah, meliputi:
a)
Pemeriksaan kesehatan dari awal dan berkala untuk para
pekerja
b)
Pemeriksaan kasus terhadap pekerja yang dating berobat
ke puskesmas
c)
Peninjauan tempat kerja untuk menentukan bahaya akibat
kerja
b. Kegiatan
peningkatan kesehatan tenaga kerja melalui peningkatan gizi pekerja, lingkungan
kerja, dan kegiatan peningkatan kesejahteraan
c. Kegiatan
pencegahan kecelakaan akibat kerja, meliputi:
a)
Penyuluhan kesehatan
b)
Kegiatan ergonomik, yaitu kegiatan untuk mencapai
kesesuaian antara alat kerja agar tidak terjadi stres fisik terhadap pekerja
c)
Kegiatan monitoring bahaya akibat kerja
d)
Pemakaian alat pelindung
d. Kegiatan
pengobatan kasus penyakit akibat kerja
e. Kegiatan
pemulihan kesehatan bagi pekerja yang
sakit
f. Kegiatan
rujukan medic dan kesehatan terhadap pekerja yang sakit
12. Upaya kesehatan gigi dan mulut
a. Pembinaan/pengembangan
kemampuan peran serta masyarakat dalam upaya pemeliharaan diri dalam wadah
program UKGM
b. Pelayanan
asuhan pada kelompok rawan, meliputi:
a)
Anak sekolah
b)
Kelompok ibu hamil, menyususi dan anak pra sekolah
c. Pelayanan medik dokter
gigi dasar, meliputi:
a)
Pengobatan gigi pada penderita yang berobat maupun
yang dirujuk
b)
Merujuk kasus-kasus yang tidak dapat ditanggulangi
kesasaran yang lebih mampu
c)
Memberikan penyuluhan secara individu atau kelompok
d)
Memelihara kebersihan (hygiene klinik)
e)
Memelihara atau merawat peralatan atau obat-obatan
d.
Pencatatan dan pelaporan
13. Upaya kesehatan jiwa
a. Kegiatan
kesehatan jiwa yang terpadu dengan kegiatan pokok puskesmas
b. Penanganan
pasien dengan gangguan jiwa
c.
Kegiatan dalam bentuk penyuluhan serta pembinaan peran serta masyarakat
d. Pengembangan
upaya kesehatan jiwa di puskesmas melalui pengembangan peran serta masyarakat
dan pelayanan melalui kesehatan masyarakat
e. Pencatatan
dan pelaporan
14.
Upaya kesehatan mata
a. Upaya
kesehatan mata, pencegaahan kesehatan dasar yang terpadu dengan kegiatan pokok
lainnya
b. Upaya
kesehatan mata:
a)
Anamnesa
b)
Pemeriksaan virus dan mata luar, tes buta warna, tes
tekan bola mata, tes saluran air mata, tes lapangan pandang, funduskopi dan
pemeriksaan labolatorium
c)
Pengobatan dan pemberiaan kacamata
d)
Operasi katarak dan glukoma akut yang dilakukan oleh
tim rujukan rumah sakit
e)
Perawatan pos operasi katarak dan glukoma akut
f)
Merujuk kasus yang tak dapat diatasi
g)
Pemberian protesa mata
c. Peningkatan
peran serta masyarakat dalam bentuk penyuluhan kesehatan, serta menciptakan
kemandirian masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan mata mereka
d. Pengembangan
kesehatan mata masyarakat
e. Pencatatan
dan pelaporan
15.
Labolatorium kesehatan
a. Di
ruangan labolatorium
a)
Penerimaan pasien
b)
Pengambilan spesimen
c)
Penanganan spesimen
d)
Pelaksanaan spesimen
e)
Penanganan sisa spesimen
f)
Pencatatan hasil pemeriksaan
g)
Pengecekan hasil pemeriksaan
h)
Penyampaian hasil pemeriksaan
b. Terhadap spesimen yang
akan dirujuk
a)
Pengambilan spesimen
b)
Penanganan spesimen
c)
Pengemasan spesimen
d)
Pengiriman spesimen
e)
Pengambilan hasil pemeriksaan
f)
Pencatatan hasil pemeriksaan
g)
Penyampaian hasil pemeriksaan
c. Di ruang klinik
dilakukan oleh perawat atau bidan, meliputi:
a)
Persiapan pasien
b)
Pengambilan spesimen
c)
Menyerahkan spesimen untuk diperiksa
d. Di luar gedung, meliputi:
a)
Melakukan tes skrining Hb
b)
Pengambilan spesimen untuk kemudian dikirim ke
labolatorium puskesmas
c)
Memberikan penyuluhan
d)
Pencatatan dan pelaporan
16. Upaya pencatatan dan pelaporan
a. Dilakukan
oleh semua puskesmas (pembina, pembantu dan keliling)
b. Pencatatan
dan pelaporan mencakup:
- Data umum dan demografi wilayah
kerja puskesmas
- Data ketenagaan di puskesmas
- Data kegiatan pokok puskesmas yang
dilakukan baik di dalam maupun di luar gedung puskesmas
c. Laporan
dilakukan secara periodik (bulan, triwulan enam bulan dan tahunan)
17. Upaya pembinaan peran serta masyarakat
Upaya
pembinaan peran serta masyarakat dapat dilakukan melalui:
a. Penggalangan
dukungan penentu kebijaksanaan, pimpinan wilayah, lintas sektoral dan berbagai
organisasi kesehatan, yang dilakukan melalui dialog, seminar dan lokakarya,
dalam rangka komunikasi, informasi dan motivasi dengan memanfaatkan media masa
dan system informasi kesehatan
b. Persiapan
petugas penyelenggaraan melalui latihan, orientasi dan sarasehan kepemimpinan
dibidang kesehatan
c. Persiapan
masyarakat, melalui rangkaian kegiatan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
dalam mengenal dan memecahkan masalah kesehatan, dengan mengenali dan
menggerakkan sumber daya yang dimilikinya, melalui rangkaian kegiatan:
a)
Pendekatan kepada tokoh masyarakat
b) Survey mawas diri masyarakat untuk mengenali masalah
kesehatannya
c) Musyawarah masyarakat desa untuk penentuan bersama
rencana pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi
d. Pelaksanaan
kegiatan kesehatan oleh dan untuk masyarakat melalui kader yang terlatih
e. Pengembangan
dan pelestarian kegiatan oleh masyarakat
18. Upaya pembinaan pengobatan tradisional
a. Melestarikan
bahan-bahan tanaman yang dapat diginakan untuk pengobatan tradisional
b. Pengembangan
dan pelestarian terhadap cara-cara pengobatan tradisional
19. Upaya kesehatan remaja
20. Dana sehat
Siklus Manajemen Puskesmas (Plan-Do-Check-Action/P-D-C-A)
Dalam
pelaksanaan tugas dan fungsi Puskesmas tersebut, Puskesmas harus melaksanakan
manajemen Puskesmas secara efektif dan efisien. Siklus manajemen Puskesmas yang
berkualitas merupakan rangkaian kegiatan rutin berkesinambungan, yang
dilaksanakan dalam penyelenggaraan berbagai upaya kesehatan secara bermutu,
yang harus selalu dipantau secara berkala dan teratur, diawasi dan dikendalikan
sepanjang waktu, agar kinerjanya dapat diperbaiki dan ditingkatkan dalam satu siklus
“Plan-Do-Check-Action (P-D-C-A)”.
Siklus
Manajemen Puskesmas (sumber Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 44 Tahun 2016 Tentang Pedoman Manajemen Puskesmas) Siklus Manajemen
Puskesmas (sumber Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44 Tahun
2016 Tentang Pedoman Manajemen Puskesmas). Contoh tahapan kegiatan siklus
manajemen Puskesmas (contoh untuk siklus tahun 2015, 2016, dan 2017), sebagai
berikut:
![]() |
Sumber; Depkes R.I |
1. Evaluasi kinerja Puskesmas tahun
2015 melalui Penilaian Kinerja Puskesmas (PKP), dilaksanakan pada Desember 2015
2. Persiapan penyusunan Rencana
Pelaksanaan Kegiatan (RPK) tahun 2016 berdasarkan Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
yang telah disetujui dan dibandingkan dengan hasil kinerja Puskesmas tahun
2015, dilaksanakan pada Desember 2015
3. Analisa situasi dan pelaksanaan
Survei Mawas Diri (SMD), Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) sebagai bahan
penyusunan RUK tahun 2017 dan Rencana lima tahunan periode 2017 s.d 2021,
dengan pendekatan Top-Down dan Bottom-Up, dilaksanakan pada Minggu Kedua Januari
2016
4. Lokakarya Mini (Lokmin) Bulanan
Pertama, dilaksanakan pada Awal Januari 2016, Minggu keempat Januari 2016
5. Musyawarah Perencanaan Pembangunan
Desa (Musrenbangdes), dilaksanakan pada Awal Minggu pertama Februari 2016
6. Lokmin Bulanan Kedua, dilaksanakan
Awal Minggu pertama Februari 2016
7. Lokmin Triwulan Pertama,
dilaksanakan pada Akhir Minggu Pertama Februari 2016
8. Musyawarah Perencanaan Pembangunan
Kecamatan (Musrenbangmat), dilaksanakan pada Minggu kedua Februari 2016
9. Musyawarah Perencanaan Pembangunan
Kabupaten/Kota (Musrenbangkab/kota), dilaksanakan pada Maret 2016
Pedoman manajemen Puskesmas ini harus menjadi acuan (pasal
1), khususnya bagi Puskesmas dalam:
1. Menyusun rencana 5 (lima) tahunan
yang kemudian dirinci kedalam rencana tahunan
2. Menggerakan pelaksanaan upaya kesehatan
secara efesien dan efektif
3. Melaksanakan pengawasan,
pengendalian dan penilaian kinerja puskesmas
4. Mengelola sumber daya secara efisien
dan efektif
5. Menerapkan pola kepemimpinan yang
tepat dalam menggerakkan, memotivasi, dan membangun
budaya kerja yang baik serta bertanggung jawab untuk meningkatkan mutu dan
kinerjanya.
Sedangkan bagi Dinas kesehatan kabupaten/kota dapat menjadi
acuan dalam melaksanakan pembinaan dan bimbingan teknis manajemen Puskesmas.
Tugas
1. Buatlah jurnal mengenai konsep “Plan-Do-Check-Action
(P-D-C-A)”.
BAB
II. Penerapan
Fungsi Manajemen (POACE) Pada Tahap Planning
di Puskesmas
Pendahuluan
A.
STANDART
KOMPETENSI:
- Mampu
menjelaskan secara tepat mengenai pedoman manajemen Puskesmas dan Rumah Sakit
-
Mampu
mendeskripsikan ruang lingkup Puskesmas dan Rumah Salit
-
Mampu
menguraikan kembali proses manajemen di Puskesmas dan Rumah Sakit
B.
KOMPETENSI DASAR:
-
Mahasiswa memahami Manajemen Puskesmas Dan Rumah Sakit
C.
INDIKATOR:
-
Menjelaskan secara tepat mengenai batasan perencanaan Puskesmas
|
-
Menguraikan ruang lingkup Puskesmas
-
Memahami mekanisme perencanaan
tingkat Puskesmas
|
D.
DESKRIPSI
MATA KULIAH;
|
Mata kuliah ini membahas mengenai pedoman manajemen Puskesmas dan
Rumah Sakit, Batasan dan hal-hal penting yang yang berkaitan dengan
pelaksanaan manajemen Puskesmas dan Rumah Sakit, serta kegiatan yang harus
dilaksankan mulai dari planning, organizing, actuating, staffing, controlling
dan evaluasi sehingga mencapai tujuan
yang telah direncanakan secara efektif dan efisien.
|
Penerapan Fungsi Manajemen (POACE)
Di Puskesmas
1.
PLANNING
Pendahuluan
Perencanaan Puskesmas adalah
proses penyusunan kegiatan yang sistematis untuk mengatasi masalah atau
sebagian masalah yang dihadapi dalam rangka pencapaian tujuan Puskesmas dalam
periode waktu tertentu. Perencanaan tingkat Puskesmas disusun
untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada di wilayah kerjanya. Perencanaan
disusun untuk kebutuhan satu tahun agar Puskesmas mampu melaksanakannya secara
efisien, efektif dan dapat dipertanggungjawabkan.
Batasan
- Perencanaan adalah
proses penyusunan rencana Puskesmas untuk mengatasi masalah kesehatan di
wilayah kerja Puskesmas.
- Perencanaan merupakan suatu proses kegiatan
yang urut yang harus dilakukan untuk mengatasi permasalahan dalam rangka
mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan memanfaatkan sumberdaya yang
tersedia secara berhasil guna dan berdaya guna. Perencanaan Tingkat Puskesmas
diartikan sebagai proses penyusunan rencana kegiatan Puskesmas pada tahun yang
akan datang yang dilakukan secara sistematis untuk mengatasi masalah atau
sebagian masalah kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.
Ruang Lingkup
Perencanaan
Tingkat Puskesmas mencakup semua kegiatan yang ada di Puskesmas. Perencanaan
ini disusun oleh Puskesmas sebagai Rencana Tahunan Puskesmas yang dibiayai oleh
Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat serta sumber dana lainnya.
Tahapan perencanaan Tingkat Puskesmas disusun melalui 4
tahap yaitu:
1. Tahap persiapan
2. Tahap Analisa Situasi
3. Tahap penyusunan Rencana Usulan
Kegiatan
4. Tahap penyusunan Rencana Pelaksanaan
Kegiatan
Mekanisme Perencanaan Tingkat
Puskesmas
a.
Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
Langkah pertama dalam mekanisme Perencanaan Tingkat
Puskesmas adalah dengan penyusun Rencana Usulan Kegiatan (RUK). Penyusunan
Rencana Usulan Kegiatan Puskesmas harus memperhatikan berbagai kebijakan yang
berlaku baik secara global, nasional maupun daerah sesuai dengan hasil kajian
data dan informasi yang tersedia di Puskesmas. Puskesmas perlu
mempertimbangkkan masukan dari masyarakat melalui berbagai wadah
yang ada. Rencana Usulan Kegiatan harus dilengkapi pula dengan usulan
pembiayaan untuk kebutuhan rutin, sarana, prasarana dan operasional
Puskesmas.
Rencana Usulan Kegiatan adalah
perencanaan kegiatan Puskesmas untuk tahun mendatang, sering disebut dengan
istilah H+1.Proses penyusunan RUK disusun pada bulan Januari tahun berjalan (H)
berdasarkan hasil kajian pencapaian kegiatan tahun sebelumnya (H-1), serta
proses penyusunan RUK telah selesai dilaksankan di Puskesmas pada akhir bulan
Januari tahun berjalan (H).
Kemudian Rencana Usulan
Kegiatan yang telah disusun dibahas di dinas kesehatan kabupaten/kota, diajukan
ke Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota melalui dinas kesehatan kabupaten/kota.
Selanjutnya RUK Puskesmas yang terangkum dalam usulan dinas kesehatan
kabupaten/kota akan diajukan ke DPRD untuk memperoleh persetujuan pembiayaan
dan dukungan politis. Setelah mendapat persetujuan dari DPRD, selanjutnya
diserahkan ke Puskesmas melalui dinas kesehatan kabupaten/kota. Berdasarkan
alokasi biaya yang telah disetujui tersebut, Puskesmas menyusun Rencana
Pelaksanaan Kegiatan (RPK). RPK disusun dengan melakukan penyesuaian dan tetap
mempertimbangkan masukan dari masyarakat. Penyusunan RPK dilaksanakan pada
bulan Januari tahun berjalan, dalam forum Lokakarya Mini yang pertama.
Tahap Penyusunan Perencanaan Tingkat Puskesmas
Penyusunan
Perencanaan Tingkat Puskesmas dilakukan melalui 4 (empat) tahap sebagai berikut
;
1. Tahap Persiapan
Tahap ini mempersiapkan staf Puskesmas yang terlibat dalam
proses penyusunan Perencanaan Tingkat Puskesmas agar memperoleh kesamaan
pandangan dan pengetahuan untuk melaksanakan tahap-tahap perencanaan. Tahap ini
dilakukan dengan cara :
a. Kepala Puskesmas membentuk Tim
Penyusun Perencanaan Tingkat Puskesmas yang anggotanya terdiri dari staf
Puskesmas.
b.
Kepala
Puskesmas menjelaskan tentang pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas kepada tim
agar dapat memahami pedoman tersebut demi keberhasilan penyusunan Perencanaaan
Tingkat Puskesmas.
c. Puskesmas mempelajari kebijakan dan
pengarahan yang telah ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota, Dinas
Kesehatan Propinsi dan Departemen Kesehatan.
2. Tahap
Analisis Situasi
Tahap ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai
keadaan dan permasalahan yang dihadapi Puskesmas melalui proses analisis
terhadap data yang dikumpulkan. Tim yang telah disusun oleh Kepala
Puskesmas melakukan pengumpulan data. Ada 2 (dua) kelompok data yang perlu
dikumpulkan yaitu data umum dan data khusus.
a. Data Umum
:
- Peta
Wilayah Kerja serta Fasilitas Pelayanan (Format-1) Data wilayah mencakup
- luas
wilayah, jumlah desa / dusun / RT/ RW, jarak desa dengan Puskesmas, waktu
b. Data
Sumber Daya Puskesmas (termasuk Puskesmas Pembantu dan Bidan di Desa), mencakup
:
1. Ketenagaan (Format – 2a)
2. Obat dan bahan habis pakai (Format –
2b)
3. Peralatan (Format – 2c)
4. Sumber pembiayaan yang berasal dari
pemerintah (Pusat dan Daerah), masyarakat, dan sumber lainnya (Format – 2d)
5. Sarana dan prasarana, antara lain
gedung, rumah dinas, komputer, mesin tik, meubelair, kendaraan (Format – 2e)
6. Data Peran Serta Masyarakat (Format
– 3): Data ini mencakup jumlah Posyandu, kader,dukun bayi dan tokoh masyarakat.
7. Data Penduduk dan Sasaran Program (
Format – 4): Data penduduk dan sasaran program mencakup : jumlah penduduk
seluruhnya berdasarkan jenis kelamin, kelompok umur (sesuai sasaran program),
sosio ekonomi pekerjaan, pendidikan, keluarga miskin (persentase di
tiap desa / kelurahan). Data ini dapat diperoleh di kantor Kelurahan / Desa,
Kantor Kecamatan, dan data estimasi sasaran di Dinas Kesehatan Kabupaten /
Kota.
8. Data sekolah ( Format – 5): Data
sekolah dapat diperoleh dari dinas pendidikan setempat, mencakup jenis sekolah yang
ada, jumlah siswa, klasifikasi sekolah UKS, jumlah dokter kecil, jumlah guru
UKS , dan lainnya.
9. Data Kesehatan Lingkungan wilayah
kerja Puskesmas (Format- 6): Data kesehatan lingkungan mencakup rumah sehat,
tempat pembuatan makanan / minuman, tempat-tempat umum, tempat pembuangan
sampah, sarana air bersih, jamban keluarga dan sistem pembuangan air limbah
c. Data Khusus (hasil penilaian kinerja Puskesmas), jenis data ini antara lain meliputi :
c. Data Khusus (hasil penilaian kinerja Puskesmas), jenis data ini antara lain meliputi :
1. Data Status Kesehatan terdiri dari :
data kematian (Format -7),Kunjungan Kesakitan (Format – 8), Pola Penyakit yaitu
10 penyakit terbesar yang ditemukan (Format – 9).
2. Data Kejadian Luar Biasa (Format –
10), dapat dilihat pada Laporan W1 (Simpus).
3. Data Cakupan Program Pelayanan
Kesehatan 1 (satu) tahun terakhir di tiap desa / kelurahan, dapat dilihat dari
Laporan Penilaian Kinerja Puskesmas (Format – 11).
4. Data Hasil survey (bila ada), dapat
dilakukan sendiri oleh Puskesmas atau pihak lain (Format – 12).
3.Tahap Penyusunan Rencana Usulan
Kegiatan (RUK).
Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK), dilaksanakan
dengan memperhatikan beberapa hal, yaitu, bahwa penyusun Rencana Usulan
Kegiatan bertujuan untuk mempertahankan kegiatan yang sudah dicapai pada
periode sebelumnya dan memperbaiki program yang masih bermasalah serta untuk
menyusun rencana kegiatan baru yang disesuaikan dengan kondisi kesehatan di
wilayah tersebut dan kemampuan Puskesmas.
Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan ini terdiri dari 2 (dua)
langkah, yaitu Analisa Masalah dan penyusunan Rencana Usulan
Kegiatan.
1.
Analisa
Masalah :
Dapat dilakukan melalui kesepakatan
kelompok Tim Penyusun Perencanaan Tingkat Puskesmas diantaranya melalui tahapan
: identifikasi masalah, Perumusan masalah, dan Merumuskan akar penyebab
masalah.
-
Identifikasi
masalah :
Masalah merupakan kesenjangan antara
harapan dan kenyataan. Identifikasi masalah dilaksanakan dengan membuat daftar
masalah yang dikelompokkan menurut jenis program, cakupan, mutu, ketersediaan
sumber daya.
-
Menetapkan
urutan prioritas masalah
Mengingat keterbatasan kemampuan
mengatasi masalah secara sekaligus, ketidak-tersediaan teknologi atau adanya
keterkaitan satu masalah dengan masalah lainnya, maka perlu dipilih masalah
prioritas dengan jalan kesepakatan tim. Bila tidak dicapai kesepakatan dapat ditempuh
dengan menggunakan kriteria lain.
Dalam penetapan urutan prioritas
masalah dapat mempergunakan berbagai macam metode seperti kriteria matriks,
MCUA, Hanlon, CARL dan sebagainya. Penetapan penggunaan metode tersebut
diserahkan kepada masing-masing Puskesmas.
Merumuskan masalah
Tahap merumuskan masalah mencakup
mencakup apa masalahnya, siapa yang terkena masalahnya,
berapa besar masalahnya, dimana masalah itu
terjadi dan bila mana masalah itu terjadi (what, who, when, where and how).
Mencari akar penyebab masalah
Mencari akar masalah dapat dilakukan
antara lain dengan menggunakan metode:
-
diagram
sebab akibat dari Ishikawa
(disebut juga diagram tulang ikan karena digambarkan membentuk tulang
ikan),
-
pohon
masalah (problem trees)
Kemungkinan penyebab masalah dapat berasal
dari :
-
Input (sumber daya) : jenis dan jumlah alat, obat, tenaga serta prosedur
kerja manajemen alat, obat dan dana.
-
Proses (Pelaksana kegiatan) : frekwensi, kepatuhan pelayanan medis dan
non medis.
-
Lingkungan.
Mencari penyebab masalah dengan
menggunakan “pohon masalah (problem trees)”
Menetapkan cara-cara pemecahan
masalah Untuk menetapkan cara pemecahan masalah dapat dilakukan dengan
kesepakatan di antara anggota tim. Bila tidak terjadi kesepakatan dapat
digunakan kriteria matriks. Untuk itu harus dicari alternatif
pemecahan masalahnya.
Apabila Puskesmas mempunyai
kemampuan, identifikasi masalah dapat dilakukan bersama masyarakat melalui
pengumpulan data secara langsung di lapangan (Survey Mawas Diri). Tetapi
apabila kemampuan tersebut tidak dimiliki oleh Puskesmas, maka identifikasi
dilakukan melalui kesepakatan kelompok (Delbecq Technique) oleh
petugas Puskesmas dengan melibatkan masyarakat.
Survey Mawas Diri merupakan kegiatan pengumpulan data untuk
mengenali keadaan dan masalah yang dihadapi, serta potensi yang dimiliki untuk
mengatasi masalah tersebut. Tahapannya dimulai dari pengumpulan data primer dan
data sekunder, pengolahan dan penyajian data masalah dan potensi yang ada.
Delbecq Technique adalah perumusan dan identifikasi potensi melalui sekelompok
orang yang memahami masalah tersebut. Tahapan pelaksanaannya dimulai dengan
pembentukan tim, menyusun daftar masalah, menetapkan kriteria penilaian masalah
dan menetapkan urutan prioritas masalah berdasarkan kriteria penilaian .
b.
Penyusunan
Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
Penyusunan Rencana Usulan
Kegiatan meliputi upaya kesehatan wajib, upaya kesehatan
pengembangan dan upaya kesehatan penunjang, yang meliputi :
1.
Kegiatan
tahun yang akan datang (meliputi kegiatan rutin, sarana/prasarana, operasional
dan program hasil analisis masalah).
2.
Kebutuhan
Sumber Daya berdasarkan ketersediaan sumber daya yang ada pada tahun sekarang.
3.
Rekapitulasi
Rencana Usulan Kegiatan dan sumber daya yang dibutuhkan ke dalam format RUK
Puskesmas.
Rencana Usulan Kegiatan disusun
dalam bentuk matriks dengan memperhatikan berbagai kebijakan yang
berlaku, baik kesepakatan global, nasional, maupun daerah sesuai
dengan masalah yang ada sebagai hasil dari kajian data dan informasi yang
tersedia di Puskesmas.
Tahap Penyusunan Rencana Pelaksanaan
Kegiatan (RPK)
Tahap penyusunan Rencana Pelaksanaan
Kegiatan dilaksanakan secara bersama, terpadu dan terintegrasi. Hal ini sesuai
dengan azas penyelenggaraan Puskesmas yaitu keterpaduan.
Langkah-langkah penyusunan RPK
adalah :
1.
Mempelajari
alokasi kegiatan dan biaya yang sudah disetujui.
2.
Membandingkan
alokasi kegiatan yang disetujui dengan Rencana Usulan Kegiatan (RUK) yang
diusulkan dan situasi pada saat penyusunan RPK.
3.
Menyusun
rancangan awal, rincian dan volume kegiatan yang akan dilaksanakan serta sumber
daya pendukung menurut bulan dan lokasi pelaksanaan.
4.Mengadakan
Lokakarya Mini Tahunan untuk membahas kesepakatan RPK
5.
Membuat
RPK yang telah disusun dalam bentuk matriks.
T
u g a s
1.
Buatlah format Rencana Usulan Kegitan di
Puskesmas
2.
Buatlah Matrik Pelaksanaan Kegiatan
Puskesmas
3.
Buatlah perumusan masalah kesehatan dengan
menggunakan metode USG (Urgency seriousness growth), analisis pohon masalah (problem
trees), diagram tulang ikan.
xxs
xxs
BAB
III. Penerapan
Fungsi Manajemen (POACE) Pada Tahap Organising di Puskesmas
1.
Pendahuluan
A.
STANDART
KOMPETENSI:
-
Mampu
menjelaskan secara tepat mengenai pedoman manajemen Puskesmas dan Rumah Sakit
-
Mampu
mendeskripsikan ruang lingkup Puskesmas dan Rumah Salit
-
Mampu
menguraikan kembali proses manajemen di Puskesmas dan Rumah Sakit
B.
KOMPETENSI DASAR:
-
Mahasiswa memahami Manajemen Puskesmas
C.
INDIKATOR:
-
Mampu mendeskripsikan pengorganisasian di Puskesmas
-
Mampu menjelaskan defenisi pengorganisasian di Puskesmas
-
Mampu menyebutkan kembali fungsi pengorganisasian Puskesmas
-
Mampu menguraikan pengorganisasian di Puskesmas
-
Mampu mengidentifikasi pola struktur di Puskesmas
-
Mampu menyebutkan kembali pelayanan yang ada di Puskesmas
|
D.
DESKRIPSI
MATA KULIAH;
|
Mata kuliah ini membahas mengenai pedoman manajemen Puskesmas dan
Rumah Sakit, Batasan dan hal-hal penting yang yang berkaitan dengan
pelaksanaan manajemen Puskesmas dan Rumah Sakit, serta kegiatan yang harus
dilaksankan mulai dari planning, organizing, actuating, staffing, controlling
dan evaluasi sehingga mencapai tujuan
yang telah direncanakan secara efektif dan efisien.
|
Bab III. Penerapan Fungsi Manajemen (POACE)
Di Puskesmas
2.
ORGANIZING
Pendahuluan
Menurut
Endang S, Pengorganisasian Puskesmas adalah struktur organisasi dan tata
kerja Puskesmas yang merupakan perpaduan antara kegiatan dan tenaga pelaksanan
Puskesmas. Struktur organisasi puskesmas menetapkan bagaimana tugas akan
dibagi, siapa melapor siapa, dan mekanisme koordinasi formal serta pola
interaksi yang akan diikuti.
Adapun
faktor-faktor yang menentukan perancangan struktur organisasi Puskesmas adalah
:
1.
Strategi untuk mencapai tujuan Puskesmas. Strategi akan
menjelaskan bagaimana aliran wewenang dan saluran komunikasi dapat disusun
diantara pimpinan dengan pegawai Puskesmas.
2.
Ukuran organisasi Puskesmas. Besarnya organisasi Puskesmas secara
keseluruhan maupun unit kerja fungsional akan mempengaruhi struktur organisasi
Puskesmas.
3.
Tingkat penggunaan teknologi, yaitu tingkat rutinitas penggunaan
teknologi oleh Puskesmas untuk memberikan jasa layanan kesehatan Puskesmas.
Pada layanan kesehatan dengan menggunakan teknologi tinggi akan
memerlukan tingkat standarisasi dan spesialisasi yang lebih tinggi dibanding
dengan pelayanan kesehatan dasar.
4.
Tingkat ketidakpastian lingkungan organisasi Puskesmas.
5.
Preferensi(kesukaan) yang menguntungkan pribadi dari individu atau
kelompok yang memegang kekuasaan dan kontrol dalam organisasi Puskesmas.
6.
Pegawai dan stakeholder dalam organisasi
Puskesmas. Kemampuan dan cara berfikir para pegawai dan stakeholder
Puskesmas serta kebutuhan mereka untuk bekerjasama harus diperhatikan dalam
merancang struktur organisasi Puskesmas. Kebutuhan pegawai dan stakeholder Puskesmas
dalam pembuatan keputusan akan mempengaruhi saluran komunikasi, wewenang dan
hubungan diantara unit-unit kerja fungsional.(Endang S.2011)
Defenisi
Pengorganisasian tingkat Puskesmas didefinisikan
sebagai
proses penetapan pekerjaan pokok untuk
dikerjakan, pengelompokan pekerjaan, pendistribusian otoritas/wewenang dan
pengintegrasian semua tugas tdan sumber daya untuk mencapai tujuan Puskesmas
secara efektif dan efisien. Secara aplikatif pengorganisasian tingkat Puskesmas
adalah pengaturan pegawai Puskesmas dengan mengisi struktur organisasi dan tata
kerja (SOTK) Puskesmas yang ditetapkan oleh Peraturan Daerah Kabupaten/Kota
disertai dengan pembagian tugas dan tanggung jawab serta uraian tugas pokok dan
fungsi (Tupoksi), serta pengaturan dan pengintegrasian tugas dan sumber daya
Puskesmas untuk melaksanakan kegiatan dan program Puskesmas dalam rangka
mencapai tujuan Puskesmas.
Fungsi Dan Beberapa hal
Dalam Pengorganisasian di Puskesmas
Berdasarkan
definisi tersebut, fungsi pengorganisasian Puskesmas merupakan alat untuk
memadukan (sinkronisasi) dan mengatur semua kegiatan yang dihubungkan dengan
personil/pegawai, finansial, material, dan metode Puskesmas untuk mencapai
tujuan Puskesmas yang telah disepakati bersama antara pimpinan dan pegawai
Puskesmas. Pengorganisasian Puskesmas meliputi hal-hal berikut (Sulaeman,
2009):
1. Cara manajemen Puskesmas
merancang struktur formal Puskesmas untuk penggunaan sumber daya Puskesmas
secara efisien,
2. Bagaimana Puskesmas
mengelompokkan kegiatannya, dimana setiap pengelompokkan diikuti penugasan
seorang penanggung jawab program yang diberi wewenang mengawasi stafnya.
3. Hubungan antara fungsi,
jabatan, tugas, dan pegawai Puskesmas.
4. Cara pimpinan Puskesmas
membagi tugas yang harus dilaksanakan dalam unit kerja dan mendelegasikan
wewenang untuk mengerjakan tugas tersebut.
Pengorganisasian Puskesmas
Berdasarkan
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 128/Menkes/SK/II/2004, bahwa untuk dapat
terlaksananya rencana kegiatan Puskesmas, perlu dilakukan pengorganisasian. Ada
dua macam pengorganisasian yang harus dilakukan.
1. Pengorganisasian
berupa penentuan para penanggungjawab dan para pelaksana untuk setiap kegiatan
serta untuk setiap satuan wilayah kerja. Dengan perkataan lain, dilakukan
pembagian habis seluruh program kerja dan seluruh wilayah kerja kepada seluruh
petugas puskesmas dengan mempertimbangkan kemampuan yang dimilikinya. Penentuan
para penanggungjawab ini dilakukan melalui pertemuan penggalangan tim pada awal
tahun kegiatan.
2. Pengorganisasian berupa penggalangan
kerjasama tim secara lintas sektoral. Ada dua bentuk penggalangan kerjasama
yang dapat dilakukan:
a.
Penggalangan kerjasama dalam bentuk dua pihak, yakni antara dua
sektor terkait, misalnya antara puskesmas dengan sektor tenaga kerja pada waktu
menyelenggarakan upaya kesehatan kerja.
b.
Penggalangan kerjasama dalam bentuk banyak pihak, yakni antar
berbagai sektor terkait, misalnya antara puskesmas dengan sektor pendidikan,
sektor agama, sektor kecamatan pada waktu menyelenggarakan upaya kesehatan
sekolah.
Penggalangan kerjasama lintas sektor ini dapat dilakukan:
a.
Secara langsung yakni antar sektor terkait.
b. Secara tidak langsung
yakni dengan memanfaatkan pertemuan koordinasi kecamatan (Keputusan Menteri
Kesehatan, 2004).
Ada 2 (dua) hal
yang perlu pengorganisasian tingkat Puskesmas, yakni:
1. Pengaturan berbagai kegiatan yang ada di
dalam RO (Rancangan Operasional) Puskesmas, sehingga membentuk satu kesatuan
program yang terpadu dan sinergi untuk mencapai tujuan Puskesmas.
2.
Pengorganisasian pegawai Puskesmas, yaitu pengaturan tugas dan tanggung jawab
setiap pegawai Puskesmas, sehingga setiap kegiatan dan program mempunyai
penanggung jawabnya.
Dengan
memahami fungsi pengorganisasian Puskesmas akan lebih memudahkan mempelajari
fungsi penggerakan dan pelaksanaan (actuating/aktuasi) dan akan
diketahui gambaran pembimbingan dan pengarahan yang diperlukan oleh pegawai
Puskesmas sesuai dengan pembagian tugas dan tanggung jawab (Sulaeman, 2009).
Pengorganisasian
Kegiatan SP2TP
Untuk
kelancaran kegiatan SP2TP di Puskesmas, maka dibentuk pengorganisasian yang
terdiri dari: (Ahmad, 2005).
·
Penanggung Jawab (Kepala Puskesmas)
Tugas penanggung jawab adalah memberikan
bimbingan kepada koordinator SP2TP dan para pelaksana kegiatan di Puskesmas.
·
Koordinator (Petugas yang ditunjuk Kepala Puskesmas)
Koordinator SP2TP bertugas:
1.
Mengumpulkan laporan dari masing-masing pelaksana kegiatan.
2.
Bersama dengan para pelaksana kegiatan membuat laporan bulanan
SP2TP dan mengirimkan laporan tersebut ke Dinas Kesehatan Dati II paling lambat
tanggal 10 bulan berikutnya.
3. Bersama dengan para
pelaksana kegiatan membuat laporan tahunan SP2TP dan mengirimkan laporan
tersebut ke Dinas Dati II paling lambat 31 Januari tahun berikutnya.
4. Menyimpan arsip laporan SP2TP
dari masing-masing pelaksana kegiatan.
5. Bertanggung jawab atas
kelancaran pelaksanaan SP2TP kepada Kepala Puskesmas.
6.
Mempersiapkan pertemuan berkala setiap 3 bulan yang dipimpin oleh
Kepala Puskesmas dengan pelaksanaan kegiatan untuk menilai pelksanaan kegiatan
SP2TP.
· Anggota (Pelaksana
Kegiatan di Puskesmas)
Pelaksana kegiatan SP2TP bertugas:
1. Mencatat setiap kegiatan
pada kartu individu dan register yang ada.
2. Mengadakan bimbingan
terhadap Puskesmas Pembantu dan Bidan di Desa.
3.
Melakukan rekapitulasi data dari hasil pencatatan dan laporan
Puskesmas Pembantu serta Bidan di Desa menjadi laporan kegiatan yang menjadi
tanggung jawabnya. Hasil dari rekapitulasi ini merupakan bahan untuk
mengisi/membuat laporan SP2TP.
4.
Setiap tanggal 5 mengisi/membuat laporan SP2TP dari hasil kegiatan masing-masing dalam 2 rangkap
dan disampaikan kepada coordinator SP2TP Puskesmas. Dengan rincian satu rangkap
untuk arsip coordinator SP2TP Puskesmas dan satu rangkap oleh Koordinator SP2TP
Puskesmas disampaikan ke Dinas Kesehatan Dati II.
5.
Mengolah dan memanfaatkan data hasil rekapitulasi untuk tindak
lanjut yang diperlukan dalam rangka meningkatkan kinerja kegiatan yang menjadi
tanggung jawabnya.
6. Bertanggung jawab atas
kebenaran isi laporan kegiatannya.
Pola Struktur Puskesmas
Pembuatan pola struktur organisasi
Puskesmas dapat mengacu pada Kebijakan Dasar Puskesmas (Keputusan Menteri
Kesehatan RI No.128/Menkes/SK/II/2004), menetapkan pola struktur
organisasi Puskesmas sebagai berikut :
Kepala Puskesmas, yaitu seorang
sarjana di bidang kesehatan yang kurikulum pendidikannya mencakup kesehatan
masyarakat. Struktur tergantung jenis kegiatan dan beban kerja. Unit Tata Usaha yang bertanggung jawab
membantu Kepala Puskesmas dalam mengelola:
1. Data
dan informasi
2. Perencanaan
dan penilaian
3. Keuangan
4. Umum
dan kepegawaian
Unit
pelaksana teknis fungsional yaitu;
1. Staf
teknis untuk upaya kesehatan perorangan
2. Upaya
kesehatan masyarakat, termasuk pembinaan UKBM (Upaya Kesehatan Bersumber daya
Masyarakat)
Pelayanan Di Puskesmas
Jaringan
pelayanan, meliputi :
1)
Puskesmas pembantu
Adalah unit pelayanan kesehatan yang
sederhana dan bersifat menunjang dan membantu melaksanakan kegiatan puskesmas
yang ruang lingkupnya lebih kecil. Pustu secara umum melaksanakan pelayanan di
bawah puskesmas induk dengan wilayah kerja antara 2-3 desa. Sasaran pelayanan
kesehatan sekitar 2500 jiwa (untuk luar jawa), dan 10.000 jiwa (untuk p.jawa
dan bali)
2)
Puskesmas keliling
Adalah salah satu kegiatan puskesmas
dalam memberikan pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan memberikan
pelayanan di daerah terpencil. Kegiatan pusling, yaitu :
1. Melakukan
penyelidikan kejadian luar biasa (KLB)
2. Sebagai
alat transportasi penderita untuk rujukan.
3. Melakukan
penyuluhan kesehatan menggunakan audio visual
3)
Bidan di Desa/komunitas.
Adalah salah satu kegiatan pelayanan
kesehatan maupun penyuluhan di desa/kelurahan oleh tenaga Bidan yang ditunjuk
oleh Puskesmas Induk.
4)
Posyandu
Merupakan kegiatan keterpaduan antara
Puskesmas dan masyarakat di tingkat desa yang diwujudkan dalam bentuk Pos
Pelayanan Terpadu. Semula Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dimana
masyarakat dapat sekaligus memperoleh pelayanan KB dan kesehatan.
Dalam pengembangannya Posyandu dapat
dibina menjadi forum komunikasi dan pelayanan di masyarakat, antara sektor yang
memadukan kegiatan pembangunan sektoralnya dengan kegiatan masyarakat, untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memecahkan masalah melalui alih
teknologi. Satu Posyandu sebaiknya melayani sekitar 100 balita (120 kepala
keluarga), atau sesuai dengan kemampuan petugas dan keadaan setempat.
![Hasil gambar untuk gambar struktur organisasi UPT puskesmas kec Turi](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgjhKp_PlwGsplBtQxTneCG2NecwWIGl045UkiHVr5q7KhlP9XRtGb_tfBkCKVTd2_LBCmPUfAkp0xfayV4c4CSzKFlRwiub_wqZG0842_RYfjrq2ahUSU3aVjlfnzAz3aa53uIbRjbR4d2/s320/IMG_0002.jpg)
Tugas
1.
Diskusikan materi ini dengan kelompok anda
2.
Buatlah kesimpulan dari materi ini
D. DESKRIPSI MATA KULIAH:
BAB
IV. Penerapan
Fungsi Manajemen (POACE) Pada Tahap Actuating di Puskesmas
1.
Pendahuluan
A. STANDART
KOMPETENSI:
- Mampu
menjelaskan secara tepat mengenai pedoman manajemen Puskesmas dan Rumah Sakit
-
Mampu
mendeskripsikan ruang lingkup Puskesmas dan Rumah Salit
-
Mampu
menguraikan kembali proses manajemen di Puskesmas dan Rumah Sakit
B.
KOMPETENSI DASAR:
-
Mahasiswa memahami Manajemen Puskesmas Dan Rumah Sakit
C.
INDIKATOR:
-
Memahami konsep actuating
-
Mampu menjelaskan kembali mengenai pengertian actuating
-
Mampu menyebutkan kembali tujuan actuating
-
Mampu mendeskripsikan fungsi actuating
-
Mampu menguraikan factor yang diperlukan dalam actuating
-
Mampu menyebutkan kembali fungsi actuating di Puskesmas
|
D.
DESKRIPSI
MATA KULIAH;
|
Mata kuliah ini membahas mengenai
pedoman manajemen Puskesmas dan Rumah Sakit, Batasan dan hal-hal penting yang
yang berkaitan dengan pelaksanaan manajemen Puskesmas dan
Rumah Sakit, serta kegiatan yang harus
dilaksankan mulai dari planning, organizing, actuating, staffing,
controlling dan evaluasi sehingga
mencapai tujuan yang telah direncanakan secara efektif dan efisien.
|
Penerapan Fungsi Manajemen (POACE)
Di Puskesmas
3.Actuating
Pendahuluan
Actuating adalah suatu tindakan untuk mengusahakan
agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran yang sesuai dengan
perencanaan manejerial dan usaha-usaha organisasi. Jadi actuating artinya
menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya atau dengan
kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan dikehendaki secara efektif.
Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah kepemimpinan.
Actuating adalah Pelaksanaan untuk bekerja. Untuk
melaksanakan secara fisik kegiatan dari aktivitas tesebut, maka manajer
mengambil tindakan-tindakannya kearah itu. Seperti : Leadership ( pimpinan ),
perintah, komunikasi dan conseling( nasehat). Actuating disebut juga“ gerakan
aksi “ mencakup kegiatan yang dilakukan seorang manager untuk mengawali dan
melanjutkan kegiatan yang ditetapkan oleh unsur-unsur perencanaan dan
pengorganisasian agar tujuan dapat tercapai.
Dengan kata lain actuating adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan berpedoman pada perencanaan (planing) dan usaha perorganisasian.
Dengan kata lain actuating adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan berpedoman pada perencanaan (planing) dan usaha perorganisasian.
Pengertian Actuating menurut para ahli
Terry
Actuating berarti merangsang anggota
kelompok melaksanakan tugas dengan antusias dan kemampuan yang baik. Tugas
menggerakan dilakukan oleh seorang pemimpin.
Keith Davis
Merupakan
kemampuan membujuk orang untuk melakukan tugas yang telah ditetapkan dengan
penuh semangat. Setelah perencanaan
dan pengorganisasian selesai dilakukan, maka langkah selanjutnya yang perlu
ditempuh dalam manajemen adalah mewujudkan rencana tersebut dengan
mempergunakan organisasi yang terbentuk. Langkah tersebut adalah actuating yang
secara harfiah diartikan sebagai memberi bimbingan namun istilah tersebut lebih
condong diartikan penggerak atau pelaksanaan.
Tujuan pergerakan (actuating)
1.
Menciptakan kerjasama yang
lebih efisien
2.
Mengembangkan kemampuan dan
keterampilan staf
3.
Menumbuhkan rasa memiliki
dan menyukai pekerjaan
4.
Mengusahakan suasana
lingkungan kerja yang dapat meningkatkan motivasi dan prestasi kerja staf
5.
Membuat organisasi
berkembang lebih dinamis
Fungsi penggerakan
Secara
praktis fungsi actuating ini merupakan usaha untuk menciptakan iklim kerjasama
diantara staf pelaksana program sehingga tujuan organisasi dapat tercapai
secara efektif dan efisien.
Fungsi aktuating
haruslah dimulai dari diri manager dengan menunjukkan kepada staf bahwa dia
memiliki tekat untuk mencapai kemajuan dan peka terhadap lingkungannya. Ia
harus memiliki kemampuan kerjasama, harus bersikap obyektif.
fungsi penggerakan yaitu:
1. Koordinasi kegiatan
Untuk setiap kegiatan yang akan diterapkan sesuai rencana, manajemen
harus memastikan bahwa semua kegiatan sebelumnya telah dilaksanakan tepat pada
waktunya. Untuk mengkoordinasi pekerjaan tim kesehatan, pekerja kesehatan yang
bertugas harus :
-
Mengkoordinasikan fungsi
para aggota tim kesehatan
-
Mengkoordinasikan kegiatan
-
Menyampaikan keputusan
-
Penempatan orang dalam
jumlah, waktu dan tempat yang tepat meliputi mengorganisasikan, mengarahkan dan
mengawasi
-
Mobilisassi dan alokasi
sumber daya fisik dan dana yang diperlukn meliputi :
a. Pemantauan dan pengawasan
b. Logistik ( perolehan, penyaluran, penyimpanan, pengiriman, penyebaran
dan pengembalian barang )
c. Akuntasi
d. Organisasi
2.
Keputusan yang berkenaan
dengan informasi yang diperlukan Berkaitan dengan pembuatan keputusan secara
umum dan khusus dengan koordinasi kegiatan, manajemen tenaga kerja dan sumber
daya selama penerapan.
Faktor yang diperlukan dalam penggerakan
Kepemimpinan
(Leadership)
Kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang agar berusaha
dengan ikhlas untuk mencapai tujuan bersama. Seorang manajer yang tidak
memiliki kepemimpinan tidak akan mampu untuk mempengaruhi bawahannya untuk
bekerja, sehingga manajer yang demikian akan gagal dalam usahanya. Sifat
kepemimpinan menurut Harold koontz, diantaranya sebagai berikut :
- Memiliki kecerdasan
orang-orang yang dipimpin
- Mempunyai
perhatian terhadap kepentingan yang menyeluruh
- Memiliki kelancaran dalam berbicara
- Matang dalam berpikir dan emosi
- Memiliki dorongan yang kuat dari dalam
untuk memimpin
Fungsi actuating di PUSKESMAS
Agar
perawatan kesehatan masyarakat dapat berjalan secara berhasil guna dan berdaya
guna, maka dilakukan lokakarya mini puskesmas pada tingkat puskesmas atau di
masyarakat yang mencakup :
1. Menetapkan pembagian wilayah binaan
2. Menetapkan penanggung jawab dan pelaksana kegiatan
3. Menetapkan uraian tugas koordinator dan pelaksana puskesmas
4. Koordinasi lintas program dan lintas sektoral dari instansi terkait
5. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan petugas puskesmas
6. Menggerakkan partisipasi masyarakat/peran serta masyarakat dan
pembinaan kader, daa wisma, dukun bayi,dll
7. Menyediakan kesempatan konsultasi kepada koordinator, penanggung jawab
daerah binaan atau pelaksana puskesmas
8. Pimpinan puskesmas melaksanakan bimbingan teknis kegiatan puskesmas
kepada koordinator dan penanggung jawab daerah binaan termasuk pelaksanaan
puskesmas. Penerapan proses keperawatan dapat meminta bantuan tim penilaian
atau kepada institusi pendidikan
9. Pengembangan kegiatan - kegiatan inovatif sesuai kemampuan
daerah/masyarakat.
Tugas
1.
Diskusikan materi ini bersama kelompok
2.
Berdasarkan pembahasan materi ini,
berikan alasan atau penjelasan secara rinci mengapa actuating sangat penting
dalam sebuah organisasi khususnya Puskesmas
BAB
V. Penerapan
Fungsi Manajemen (POACE) Pada Tahap Controlling di Puskesmas
1.
Pendahuluan
A.
STANDART
KOMPETENSI:
-
Mampu
menjelaskan secara tepat mengenai pedoman manajemen Puskesmas dan Rumah Sakit
-
Mampu
mendeskripsikan ruang lingkup Puskesmas dan Rumah Salit
-
Mampu
menguraikan kembali proses manajemen di Puskesmas dan Rumah Sakit
B.
KOMPETENSI DASAR:
-
Mahasiswa memahami Manajemen Puskesmas Dan Rumah Sakit
C.
INDIKATOR:
-
Memahami konsep Pengawasan (controlling)
-
Mampu menjelaskan kembali mengenai batasan Pengawasan
(controlling)
-
Mampu menyebutkan dan menguaraikan kembali jenis Pengawasan
(controlling)
-
Mampu menyebutkan kembali aspek
kegiatan
Pengawasan (controlling)
-
Mampu mendeskripsikan tujuan Pengawasan
(controlling)
|
D.
DESKRIPSI
MATA KULIAH;
|
Mata kuliah ini membahas mengenai
pedoman manajemen Puskesmas dan Rumah Sakit, Batasan dan hal-hal penting yang
yang berkaitan dengan pelaksanaan manajemen Puskesmas dan Rumah Sakit, serta
kegiatan yang harus dilaksankan mulai dari planning, organizing, actuating,
staffing, controlling dan evaluasi
sehingga mencapai tujuan yang telah direncanakan secara efektif dan
efisien.
|
Penerapan Fungsi Manajemen (POACE)
Di Puskesmas
4.
CONTROLLING / PENGAWASAN
Pendahuluan
Pengawasan (controlling) sebagai elemen
atau fungsi keempat manajemen ialah mengamati dan mengalokasikan dengan tepat
mengenai penyimpangan yang terjadi.
Controlling dalam manajemen puskesmas merupakan indikator
keberhasilan puskesmas yang meliputi dua faktor yaitu menjadi indikator
pencapaian sehat meliputi
lingkungan, perilaku masyarakat, layanan kesehatan dan status kesehatan
meliputi KEP balita, insiden penyakit yang berbasis lingkungan dan kesehatna
ibu dan anak. Selain itu juga merupakan indicator
penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pemberdayaan masyarakat dan
keluarga, pelayanan kesehatan tingkat pertama.
Kontrol kualitas
Merupakan suatu
upaya organisasi dalam menyediakan pelayanan yang memenuhi standar professional
dan dapat diterima oleh klien.
§ Pelayanan
kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap
pemakaian jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan rata – rata
penduduk, serta yang penyelenggaraannya sesuai dengan standar atau kode etik
profesi yang telah ditetapkan (Azwar, 1996).
Batasan
-
Controlling adalah proses dalam menetapkan ukuran
kinerja dan pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang
diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan tersebut (Controlling is
the process of measuring performance and taking action to ensure desired
results).
-
Controlling (Pengawasan)
adalah proses untuk memastikan bahwa
segala aktifitas yang terlaksana sesuai dengan apa yang telah direncanakan.
-
Controlling (Pengawasan)
adalah suatu upaya yang sistematik
untuk menetapkan kinerja standar pada perencanaan untuk merancang sistem umpan
balik informasi, untuk membandingkan kinerja aktual dengan standar yang telah
ditentukan,
Dari
beberapa pendapat tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengawasan
merupakan hal penting dalam menjalankan suatu perencanaan. Dengan adanya
pengawasan maka perencanaan yang diharapkan oleh manajemen dapat terpenuhi dan
berjalan dengan baik.
Dari segi manajerial, pengawasan mengandung makna pula sebagai:
“pengamatan atas pelaksanaan seluruh kegiatan
unit organisasi yang diperiksa untuk menjamin agar seluruh pekerjaan yang
sedang dilaksanakan sesuai dengan rencana dan peraturan.” atau “suatu
usaha agar suatu pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah
ditentukan, dan dengan adanya pengawasan dapat memperkecil timbulnya hambatan,
sedangkan hambatan yang telah terjadi dapat segera diketahui yang kemudian
dapat dilakukan tindakan perbaikannya.”
Hasil
pengawasan ini harus dapat menunjukkan
sampai di mana terdapat kecocokan dan ketidakcocokan dan menemukan penyebab
ketidakcocokan yang muncul. Dalam konteks membangun manajemen pemerintahan
publik yang bercirikan good governance
(tata kelola pemerintahan yang baik). Dalam kaitannya dengan akuntabilitas
publik, pengawasan merupakan salah satu cara untuk membangun dan menjaga
legitimasi warga masyarakat terhadap kinerja pemerintahan dengan menciptakan
suatu sistem pengawasan yang efektif, baik pengawasan intern (internal control) maupun pengawasan ekstern (external control).
Jenis Controlling (Pengawasan)
Pengawasan Puskesmas dibedakan menjadi dua, yaitu
pengawasan internal dan eksternal.
-
Pengawasan internal adalah pengawasan
yang dilakukan oleh Puskesmas sendiri, baik oleh Kepala Puskesmas, tim audit
internal maupun setiap penanggung jawab dan pengelola/pelaksana program.
-
Adapun pengawasan eksternal dilakukan
oleh instansi dari luar Puskesmas antara lain dinas kesehatan kabupaten/kota,
institusi lain selain Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dan/atau masyarakat.
Aspek Controlling (Pengawasan)
Mencakup:
-
Administrative
-
Sumber daya
-
Pencapaian kinerja program,
-
Teknis pelayanan.
Apabila
ditemukan adanya ketidaksesuaian baik terhadap rencana, standar, peraturan
perundangan maupun berbagai kewajiban yang berlaku perlu dilakukan pembinaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Pengawasan dilakukan melalui kegiatan supervisi
yang dapat dilakukan secara terjadwal atau sewaktu-waktu.
Tujuan dari Controlling (Pengawasan)
1. Mengetahui
sejauh mana pelaksanaan pelayanan kesehatan, apakah sesuai dengan standar atau
rencana kerja, apakah sumber daya telah ada dan digunakan sesuai dengan yang
telah ditetapkan secara efektif dan efisien.
2. Mengetahui
adanya kendala, hambatan/tantangan dalam melaksanakan pelayanan kesehatan,
sehingga dapat ditetapkan pemecahan masalah sedini mungkin.
3. Mengetahui
adanya penyimpangan pada pelaksanaan pelayanan kesehatan sehingga dapat segera
dilakukan klarifikasi.
4. Memberikan informasi kepada pengambil
keputusan tentang adanya penyimpangan dan penyebabnya, sehingga dapat mengambil
keputusan untuk melakukan koreksi pada pelaksanaan kegiatan atau program
terkait, baik yang sedang berjalan maupun pengembangannya di masa mendatang.
5. Memberikan informasi/laporan kepada pengambil
keputusan tentang adanya perubahan-perubahan lingkungan yang harus ditindak lanjuti
dengan penyesuaian kegiatan.
6. Memberikan informasi tentang akuntabilitas
pelaksanaan dan hasil kinerja program/kegiatan kepada pihak yang
berkepentingan, secara kontinyu dan dari waktu ke waktu.
![Hasil gambar untuk gambar alur aktifasi manajemen puskesmas](https://slideplayer.info/4880779/16/images/16/ALUR+AKTIFITAS+MANAJEMEN+DI+PUSKESMAS.jpg)
Tugas
1.
Diskusikan Materi ini
2.
Please answer the question
§
Jelaskan
batasan Pengawasan
(controlling)
§
Sebutkan
jenis Pengawasan
(controlling)
§ Sebutkan aspek
kegiatan
Pengawasan (controlling)
§ Deskripsikan tujuan dari Pengawasan
(controlling)
BAB
VI. Penerapan
Fungsi Manajemen (POACE) Pada Tahap EVALUASI di Puskesmas
1.
Pendahuluan
A.
STANDART
KOMPETENSI:
-
Mampu
menjelaskan secara tepat mengenai evaluasi/penilaian Puskesmas
-
Mampu
mendeskripsikan kembali tujuan
evaluasi/penilaian
-
Mampu
menguraikan kembali ruang lingkup evaluasi/penilaian Puskesmas
-
Mampu
menjelaskan kembali standard
keberhasilan program di Puskesmas
-
Mampu
memahami dan menyebutkan Indicator
keberhasilan Puskesmas
B.
KOMPETENSI
DASAR:
-
Mahasiswa memahami Manajemen Puskesmas Dan Rumah Sakit
C.
INDIKATOR:
-
Memahami batasasan evaluasi
|
-
Menyebutkan tujuan penilaian
/evaluasi kinerja
|
-
Menguraikan Ruang Lingkup
penilaian /evaluasi kinerja
|
-
Menjelaskan Standar
Keberhasilan Program Puskesmas
-
Menjelaskan Indikator keberhasilan Manajemen Puskesmas
|
D. DESKRIPSI MATA KULIAH:
Mata kuliah ini membahas mengenai
pedoman manajemen Puskesmas dan Rumah Sakit, Batasan dan hal-hal penting yang
yang berkaitan dengan pelaksanaan manajemen Puskesmas dan Rumah Sakit, serta
kegiatan yang harus dilaksankan mulai dari planning, organizing, actuating,
staffing, controlling dan evaluasi
sehingga mencapai tujuan yang telah direncanakan secara efektif dan
efisien.
Penerapan Fungsi Manajemen (POACE)
Di Puskesmas
EVALUATION/PENILAIAN
Batasan
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui penyimpangan yang
terjadi dan tidak diinginkan kemudian diperbaiki sehingga tujuan dapat tercapai sesuai harapan
Evaluasi/Penilaian
Kinerja Puskesmas adalah suatu
proses yang obyektif dan sistematis dalam mengumpulkan, menganalisis dan
menggunakan informasi untuk menentukan seberapa efektif dan efisien pelayanan
Puskesmas disediakan, serta sasaran yang dicapai sebagai penilaian hasil
kerja/prestasi Puskesmas. Penilaian Kinerja Puskesmas dilaksanakan oleh
Puskesmas dan kemudian hasil penilaiannya akan diverifikasi oleh dinas
kesehatan kabupaten/kota.
Penilaian
Kinerja Puskesmas adalah suatu upaya
untuk melakukan penilaian hasil kerja/prestasi Puskesmas. laporan kinerja yang
telah dibuat merupakan gambaran dari situasi dan kondisi yang ada di Puskesmas,
baik dari segi sarana – prasarana dan sumber daya manusia yang ada, sehingga
dari hasil yang ada dapat dinilai kinerja dari Puskesmas itu sendiri.
Pelaksanaan
penilaian dimulai dari tingkat Puskesmas sebagai instrument mawas diri karena
setiap puskesmas melakukan penilaian kinerjanya secara mandiri, kemudian Dinas
Kesehatan Kabupaten melakukan verifikasi hasilnya.
Tujuan dilaksanakannya penilaian
kinerja adalah agar Puskesmas:
1. Mendapatkan
gambaran tingkat kinerja Puskesmas (hasil cakupan kegiatan, mutu kegiatan, dan
manajemen Puskesmas) pada akhir tahun kegiatan.
2. Mendapatkan
masukan untuk penyusunan rencana kegiatan di tahun yang akan datang.
3. Dapat
melakukan identifikasi dan analisis masalah, mencari penyebab dan latar
belakang serta hambatan masalah kesehatan di wilayah kerjanya berdasarkan
adanya kesenjangan pencapaian kinerja.
4. Mengetahui
dan sekaligus dapat melengkapi dokumen untuk persyaratan akreditasi Puskesmas.
5. Dapat
menetapkan tingkat urgensi suatu kegiatan untuk dilaksanakan segera pada tahun
yang akan datang berdasarkan prioritasnya.
Diharapkan dengan adanya laporan kinerja
dapat menjadi umpan balik bagi pelaksanaan program di Puskesmas dan Dinas
Kesehatan Kabupaten untuk ikut serta dalam pembangunan kesehatan.
Ruang Lingkup
Ruang
lingkup penilaian Kinerja Puskesmas meliputi penilaian pencapaian hasil
pelaksanaan pelayanan kesehatan, manajemen Puskesmas dan mutu pelayanan. Secara
garis besar lingkup penilaian kinerja Puskesmas tersebut berdasarkan pada
upaya-upaya Puskesmas dalam menyelenggarakan :
1.
Pelayanan Kesehatan ;
·
Upaya Kesehatan Wajib.
·
Upaya Kesehatan Pengembangan.
2. Pelaksanaan Manajemen Puskesmas dalam
penyelenggaraan kegiatan, meliputi :
· Proses
penyusunan perencanaan, pelaksanaan mini lokakarya dan pelaksanaan penilaian
kinerja.
· Manajemen
sumber daya termasuk manajemen alat, obat, keuangan, dll.
3. Mutu Pelayanan :
· Penilaian
input pelayanan berdasarkan standar yang ditetapkan.
· Penilaian
proses pelayanan dengan menilai tingkat kepatuhannya
terhadap standar pelayanan yang telah ditetapkan.
· Penilaian
output pelayanan berdasarkan upaya kesehatan yang diselenggarakan, dimana
masing – masing program kesehatan mempunyai indikator mutu tersendiri.
· Penilaian
out come pelayanan antara lain melalui pengukuran tingkat kepuasan pengguna
jasa pelayanan Puskesmas.
Standar Keberhasilan Program Puskesmas
Dinkes Kabupaten / Kota dan propinsi
secara rutin menetapkan target atau standart keberhasilan masing-masing
kegiatan progam. Standart pelaksanaan progam merupakan standart untuk kerja
(Standart Performance). Staf standart untuk kerja merupakan ukuran kualitatif keberhasilan
progam. Tingkat keberhasilan progam secara kuantitatif diukur dengan
membandingkan target yang sudah ditetapkan dengan output (cakupan pelayanan)
kegiatan progam. Secara kualitatif keberhasilan progam diukur dengan membandingkan standart prosedur
kerja untuk
masing-masing kegiatan progam dengan penampilan (kemampuan) staf dalam
melaksanakan kegiatan masing-masing progam. Cakupan progam dapat dianalisis
secara langsung oleh staf puskesmas dengan menganalisis data harian setiap
kegiatan progam.
Perubahan pengetahuan, sikap, dan
perilaku masyarakat (effect progam) dan dampak progam (impact) seperti tingkat
kematian, kesakitan (termasuk gangguan gizi), tingkat kelahiran dan kecacatan
tidak diukuar secara langsung oleh puskesmas. Dampak progam diukur setiap lima
tahun melalui survei kesehatan rumah tangga (SKRT) atau surkesmas (Survei
Kesehatan Nasional) Depkes. Khusus untuk perkembangan masalah gizi dipantau
setiap lima tahun, tetapi hanya sampai tingkat kabupaten. Standart pelayanan
minimal progam kesehatan pokok mulai diterapkan oleh Depkes tahun 2003 untuk
menjamin bahwa dilaksanakan tugas utama pemerintah menyediakan pelayanan
kesehatan masyarakat yang essensial di daerah.
Indikator
derajat kesehatan masyarakat yang paling peka untuk menilai dampak progam
kesehatan adalah IMR (Infant
Mortality rate), MMR (Maternal Mortality Rate), dan BR (Birth Rate). Untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, empat progam pokok perlu lebih
diprioritaskan oleh puskesmas yaitu KIA, KB, P2M dan gizi. Keempat progam pokok
tersebut juga dilaksanakan secara terpadu diluar gedung puskesmas melalui pos
kesehatan ditingkat dusun atau pos pelayanan terpadu. Sejak tahun 1992/1993,
pemerintah juga telah menempatkan bidan didesa. Bidan yang bertugas di desa,
mengelola pondok bersalin desa.
Indikator keberhasilan
Manajemen Puskesmas, meliputi :
a. Terbentuknya Tim Manajemen Puskesmas
Adanya
Tim Manajemen Puskesmas, merupakan bukti bahwa Puskesmas sudah melaksanakan
fungsi manajemen Puskesmas yang ke-2, yaitu fungsi Penggerakkan dan Pelaksanaan
(P2). Tim Manajemen Puskesmas dilegalisasi dengan Surat Keputusan (SK) Kepala
Puskesmas
b. Berfungsinya Tim Manajemen Puskesmas
Terbentuknya Tim Manajemen Puskesmas saja
belum cukup. Oleh karena itu Tm Manajemen Puskesmas harus berjalan sesuai
dengan tugas dan fungsinya
·
Mutu Puskesmas
Adalah kesesuaian antara SDM, pelayanan dan sarana yang
dilaksanakan oleh Puskesmas. Indikator mutu Puskesmas, meliputi :
a. Sumber Daya Manusia / SDM (Tenaga)
Seluruh tenaga yang ada di Puskesmas sudah
mengikuti pelatihan teknis dan mendapat sertifikat (misalnya, APN, PPGDON,
BTCLS, ATCLS, GELS, MTBS, QA)
b. Pelayanan
Pelayanan yang diberikan
di Puskesmas hendaknya sudah sesuai atau mengikuti Prosedur Ketetapan (Protap)
atau Standar Operasional Prosedur (SOP). Selain itu ada Indeks Kepuasan
Masyarakat (IKM) atau tersedia Kotak Saran untuk mengevaluasi pelayanan yang
telah diberikan kepada masyarakat serta ada analisis hasil evaluasi kepuasan
masyarakat.
c. Sarana
Sarana yang ada di Puskesmas
hedaknya harus sesuai dengan standar pelayanan kesehatan (misalnya,
sarana ANC, sarana pelayanan Imunisasi)
·
Program Kreatif dan Inovatif
Adalah program/kegiatan atau
pelayanan yang menjadi unggulan Puskesmas serta lebih menonjol dibandingkan
pelayanan di Puskesmas lain, seperti : Klinik Terpadu Graha Semesta, Klinik
IMS, Kader UKGMD, Puskesmas Santun Lansia. Puskesmas hendaknya minimal mempunya
satu program kreatif dan inovatif yang menjadi unggulan Puskesmas tersebut.
·
Pemberdayaan Masyarakat
Adalah upaya dan peran
serta masyarakat di bidang kesehatan agar mandiri untuk mewujudkan derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya. Indikator pemberdayaan masyarakat, yaitu :
a. Terbentuknya Upaya Kesehatan Berbasis
Masyarakat (UKBM) Meliputi : Pos Yandu, Pos Bindu, Pos UKK, Poskestren,
Poskesdes, Desa Siaga, SBH, TOGA, Kader Pos Yandu, Kader Kesling, PMO
b. Berfungsinya UKBM
Tidak hanya terbentuk UKBM saja, akan tetapi
UKBM tersebut harus berfungsi
·
Kerjasama Lintas Sektor
Kegiatan Puskesmas akan berjalan dengan lancar, bila
didukung oleh peran Lintas Sektor (Kecamatan, UPT Pendidikan,UPT KB, KUA),
terutama bila kegiatan Puskesmas yang melibatkan masa (masyarakat banyak),
misalnya Pekan Imunisasi Nasional (PIN) bekerjasama dengan Kecamatan, Bulan
Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) bekerjasama dengan UPT Pendidikan.
Oleh karena itu dalam melaksanakan kegiatannya
Puskesmas harus bekerjasama dengan lintas sektor agar tujuan Pembangunan
Kesehatan dapat terlaksana
Tugas
1. Diskusikan
materi ini dengan kelompok anda
2. Berikan
kesimpulan dari materi ini
DAFTAR
PUSTAKA
- Kementrian R.I (2014) Buku Saku PERMENKES
No.75 Tentang Puskesmas
- A.Gede Munijaya (2012) Manajemen Kesehatan
Edisi Ketiga. EGC
- Satrianegara (2014) Organisasi Dan manajemen
Pelayanan Kesehatan. Buku Kita
- Rahmayati
(2013) Manajemen Pelayanan Prima. Graha Ilmu
- Trimonono
(2012) Manajemen Puskesmas.Arrimes
- Kementrian R.I (2014) Buku Saku PERMENKES
No.75 Tentang Puskesmas
- A.Gede Munijaya (2012) Manajemen Kesehatan
Edisi Ketiga. EGC
Alamsyah (2012) Manajemen Pelayanan
Kesehatan. Nuha Medika
- Suhadi & Rais (2015) Perencanaan
Puskesmas. T I M
- Irene. 2011. Manajemen Puskesmas.EGC
- Direktorat Jenderal Bina Kesehatan
Masyarakat Departemen Kesehatan RI Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas, 2006.
- Notoatmojo, Soekidjo. 1997. Ilmu Kesehatan
Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta.
- Muninjaya, Gde
AA, 2004. Manajemen Kesehatan,ed.2. Jakarta : EGC
- P.rasetyo, Eko, 2005. Orang Miskin
Dilarang Sakit. Yogyakarta : Resist Book.
- Azwar Azrul, 1998. Pengantar administrasi
Kesehatan. Jakarta : Binarupa Aksara
- Direktorat Jenderal
Bina Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan RI, Pedoman
Penilaian Kinerja.2006
- Departemen Kesehatan, 2002. Pedoman Manajemen
Puskesmas. Arrime
-
Departemen Kesehatan R.I (2006) Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas;
Direktorat Jendral Bina Kesehatan
Masyarakat. Depkes R.I
Tidak ada komentar:
Posting Komentar